Senin, 27 Oktober 2008

Kuenya Ecce Enak, Yang Te Enak Itu, Nasib Bu Atiria


Wartawan yang nge-post di Gedung DPRD Kota Palu, hanya duduk-duduk di kursi ruang lobby. Anggota dewan tidak ada yang masuk, ada yang ke Jakarta, ada juga yang masih ada di kota. Wartawan tak ada yang tahu ke Jakarta lagi tugas apa.
Saya sempat ketemu anggota Komisi C, Revi Arifin Passau. Dulu, dia jadi anggota dewan diusung partainya Mbak Tutut, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Tapi di recall, katanya tak ada kontribusi apapun buat partai. Tapi saya tak mau bicara, masalah itu.
Saat lagi ngobrol santai. Ecce, penjual kue yang memiliki wilayah jajahan antara kantor DPRD kota dan Polresta Palu, masuk lewat pintu depan. Iseng aja kubilang, “Katanya mau batraktir kau, kalo so cair,” kataku pake logat Palu.
Ada yang tersinggung, “Saya tidak mau, ini, 20 ribu,” kata Onal, wartawan dari harian Nuansa Post.
Di sebelah kelompok kami, teman-teman wartawan lain lagi wawancara dengan seorang warga. Warga itu datang, mau mengadu kepada wakil rakyat, tanahnya hilang. “Lho koq…???. Tanah hilang.
Ibu itu namanya Atiria Yaboni, tanahnya hilang setelah pelaksanaan Land Consolidation (LC) tahun 1992/1993 hingga 1995/1996. Setelah pelaksanaan LC, tanahnya sudah atas nama Thahir Bosa, petugas LC BPN Palu, ada apa?
Wallahu’alam bishowab, seluruh anggota dewan yang diharap bisa membantu warga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar